Senin, 19 Oktober 2015
RUPIAH KEMBALI MELEMAH DI ANGKA RP.13.600
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali melemah dan turun di angka Rp. 13.600 , Setelah beberapa minggu sebelumnya Rupiah menguat tembus di angka Rp. 13.200- 13.300 , namun kini perlahan mulai melemah kembali .
Mengutip dari Kompas Pelemahan ini seiring dengan menguatnya dollar AS terhadap sebagian besar mata uang utama dunia. Indeks dollar AS naik 0,41 persen menjadi 94,924 pada akhir perdagangan Senin di New York.
Berdasarkan Data di GMC pukul 09.00 WIB menunjukan , mata uang rupiah berada di posisi Rp. 13.635 per dollar AS , turun 50 point dari sebelumnya Rp. 13.585.
Kutipan dari Kompas, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Agus Chandra, menilai, pertumbuhan ekonomi China sebagai mitra dagang indonesia cukup positif lantaran diatas proyeksi,6,8 persen. Namun, data itu tak mampu mengangkat rupiah.
Seperti dikutin dari kontan, Agus memperkirakan , hari ini rupiah bergerak terbatas cenderung melemah di Rp. 13.250 - Rp 13.750
Minggu, 18 Oktober 2015
FAKTOR - FAKTOR PENENTU NAIK TURUN USD
Faktor pertama ialah tingkat pendapatan yang relatif. Pertumbuhan pendapatan pada harga-harga luar negeri dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran pasar mata uang asing. Lalu pertumbuhan pendapatan dalam negeri pun juga nantinya akan melemahkan kurs mata uang asing. Namun dibandingkan dengan supply yang sudah tersedia, pendapatan rill di dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif.
Faktor kedua penentu Kurs Dollar Hari Ini ialah aktifitas neraca pembayaran terhadap nilai tukar. Penurunan nilai tukar mata uang biasanya disebabkan adanya saldo pembayaran yang pasif. Ukuran dampak neraca pembayaran pada nilai tukar biasanya ditentukan oleh tingkat keterbukaan ekonomi. Jika perdagangan berada di keseimbangan positif, maka permintaan mata uang asing akan meningkat. Namun sebaliknya jika perdagangan berada di keseimbangan negatif, maka permintaan mata uang asing akan menurun.
Faktor ketiga penentu Kurs Dollar Hari Ini ialah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Mendengar berita mengenai akan melonjaknya inflasi di AS menimbulkan reaksi cepat pada pasar valas dan diperkirakan melonjaknya inflasi ini bisa jadi penyebab perdagangan valas menjual dollar yang diperkirakan juga nantinya akan mengalami penurunan di masa depan dan hal ini menjadi suatu penekanan bagi nilai tukar dollar dalam pasar.
Faktor keempat ialah tingkat inflasi. Pergerakan kurs valuta asing, memberikan perubahan harga yang ada di dalam negeri secara relatif. Contohnya di Amerika yang diketahui sebagai mitra dagang Indonesia mengalami inflasi yang cukup tinggi ini menjadikan harga dagang Amerika juga ikutan tinggi dan secara langsung permintaan produk pun mengalami penurunan. Penyusutan inflasi ini yang menyebabkan nilai tukar mata uang mereka terlihat jatuh di hadapan mata uang negara-negara lain yang diketahui inflasinya lebih rendah.
Faktor kelima ialah adanya perbedaan suku bunga di berbagai negara. Naiknya suku bunga menjadikan masuknya modal asing. Terkecuali dengan modal yang lebih tinggi, ini yang menyebabkan tingkat suku bunga yang masuk menjadi mahal. Namun kenaikan suku buka dapat menurunkan permintaan mata uang domestik. Hal ini relatif mengurangi nilai mata uang nasional terhadap satu negara.
Faktor terakhir ialah kontrol pemerintah. Kebijakan yang diberikan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar. Adapun hal tersebut ialah usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri, menghindari hambatan nilai tukar valuta asing dan melakukan intervensi di pasar uang dengan cara menjual dan membeli mata uang.
Pemerintah punya alasan tersendiri kenapa diberlakukannya intervensi di pasar uang. Alasannya menentukan Kurs Dollar Hari Ini dengan alasan sbb :
1. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik didalam batas-batas yang ditentukan
2. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan
3. Berpengaruh terhadap variable makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan
4. Tanggapan atas gangguan yang sifatnya sementara
(SUMBER : KURSHARIINI.COM)
USD BUKAN SEKEDAR MATA UANG
sumber :Pecahan 100 dollar AS| Kompasiana (Kompas.com, BRENDAN SMIALOWSKI / AFP)
Normalnya, sebuah Negara mendapat pendanaan salah satunya dengan memungut pajak dari rakyatnya. Namun, bagi Negara superpower mereka dapat memungut pajak dari Negara-negara lainnya. Itulah yang berabad-abad kita saksikan terjadi dalam imperium yunani, romawi, ottoman, dan bahkan hingga Inggris raya.
Namun, untuk pertama kalinya, Amerika serikat pada abad 20 bisa memajaki negara-negara lain dunia secara tidak langsung melalui beban inflasi penciptaan mata uang dollar yang tidak didukung dengan logam berharga. Mata uang dollar yang terdistribusi secara luas menempatkan Amerika pada tempat istimewa. Negara-negara lain harus berkeringat menyerahkan hasil buminya dari minyak, tuna, rotan, kayu, emas, tembaga sementara sang superpower cukup menukarnya dengan uang kertas yang bisa dicetak kapan saja dan tanpa memiliki nilai intrinsik sedikit pun. Risiko terjadinya inflasi dari penciptaan dollar yang berlebihan dengan cerdik dialihkan kepada 60 % lebih penduduk bumi yang menggunakan mata uang ini.
Stabilitas mata uang
Dalam perdagangan internasional tidak semua jenis mata uang memiliki legitimasi dan dapat dipergunakan secara luas. Negara berkembang misalnya, jarang yang menggunakan mata uang local untuk urusan transaksi internasional karena mata uang mereka dianggap volatile (tidak stabil). Lantaran itu, mereka menggunakan uang yang relative kuat seperti dollar.
Kriteria stabil ini perlu dites dan diteliti lebih lanjut. Apakah dollar benar-benar mewakili mata uang yang stabil? Banyak ekonom yang berpendapat selama itu masih berupa fiat money, dimanapun ia akan menyimpan bom waktu ketidakstabilan sepanjang masa. Salah satu argumen utamanya, karena pemerintah gampang tergoda menerbitkan uang dalam jumlah yang tak terbatas (unlimited) dengan konsekuensi meroketnya tingkat inflasi.
Bisa disimpulkan bila Amerika menikmati pendapatan yang luar biasa besar dari penciptaan uang ini atau yang dikenal dengan istilahseigniorage(Pendapatan dari penerbitan mata uang). Keuntungan dari penciptaan mata uang semakin besar ketika banyak pendukung yang mensirkulasikan mata uang dollar tersebut ke seluruh penjuru dunia. Karena itu, sangat tidak adil bagi kebanyakan Negara berkembang di mana para buruh bekerja membanting tulang hanya untuk mengejar pendapatan $2-$5 per hari, sementara The Fed dengan sangat leluasa bisa mencetak dollar hampir unlimited untuk membiayai anggaran belanja Negara dengan konsekuensi orang seluruh dunia pengguna dollar ikut “menyumbang” dengan membayar inflasi yang diakibatkannya. Dengan kata lain, pemerintah Amerika secara tidak langsung bisa memajaki pemegang dollar di seluruh dunia melalui skema anggaran yang terinflasi.
The Fed dapat leluasa mencetak Dollar
Tak dapat disangkal saat ini dollar AS menjadi mata uang yang paling banyak dipakai di penjuru bumi. Dollar tidak hanya dipakai dalam perdagangan internasional, tapi juga menjadi mata uang yang paling banyak disimpan secara resmi sebagai cadangan devisa oleh banyak negara.
Kenapa kebanyakan Negara berlomba-lomba menyimpan dollar, bukan euro, poundsterling, yen. Boleh jadi alasan tersebut karena dollar menjadi satu-satunya alat pembayaran untuk komoditi minyak (minyak merupakan sumber energi bagi negara manapun).
Alasan rasional lain karena peran Amerika sebagai mesin ekonomi dunia. Ketika kemudian dalam perdagangan dunia, impor AS melebihi ekspornya (diperkirakan 75% total impor dunia diserap oleh Amerika sendiri), tak pelak dollar membanjiri pasar dunia. Para eksportir dari belahan dunia menerima pembayaran impor dari mitra dagangnya dalam bentuk dollar. Kemudian mereka menukarkan sebagian dollar tersebut ke dalam mata uang domestik ke bank sentral. Ketika dollar masih di-back up dengan emas, sebagian aliran dollar itu oleh bank sentral kemudian dikonversi menjadi emas dengan menukarkannya ke bank sentral AS, The Fed.
Namun ketika tuntutan konversi dari dollar ke emas mulai menggunung dan mulai sulit dipenuhi, AS memainkan kartunya dengan menghentikan konvertibilitas Dollar sekaligus menandai ambruknya sistem Bretton woods yang menghargai 1 ons emas = 35 Dollar AS. Mulai saat itu juga para eksportir dari seluruh belahan dunia menerima pembayaran komoditinya dengan Dollar -uang kertas yang nominalnya tak segram pun didukung dengan emas.
Tiga indikator dasar
Kemampuan Dollar untuk terus bertahan menjadi alat pembayaran utama bisa dideteksi dari tingkat kepercayaan penggunanya. Kepercayaan tersebut sangat bergantung pada kemampuan AS dalam memelihara stabilitas dan kesinambungan fundamental ekonominya. Inflasi, pengangguran, dan tingkat hutang merupakan tiga indikator dasar yang dapat dijadkan acuan dalam menilai stabilitas fundamental ekonomi suatu Negara.
AS berhasil mengendalikan tingkat inflasinya sejak tahun 1982 dan seterusnya hingga tahun 2007 berfluktuasi tipis antara 1% hingga 6 %. Tingkat pengangguran dapat dikatakan dalam posisi yang moderat berkisar antara 4% hingga 9 % dengan catatan semakin menurun dari tahun ke tahun. Dari 2 indikator tersebut dapat dikatakan bahwa AS tidak memiliki masalah serius dalam fundamental ekonominya.
Namun bagaimana dengan tingkat hutang luar negerinya?? Total outstanding hutang AS dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 1998 jumlahnya mencapai 5,5 triliun dollar lebih dan meningkat menjadi 6,2 triliun di akhir tahun 2002. Bila sebelumnya AS dikenal sebagai Negara pemberi hutang, saat ini beralih menjadi Negara yang terjerat hutang yang tak terbayangkan. Bedanya, bila Negara-negara miskin harus berjuang sendirian untuk melunasi hutangnya, AS bisa mendapatkan solusi yang lebih elegan dengan melibatkan seluruh masyarakat dunia pengguna Dollar untuk bersama-sama menanggung inflasi yang diakibatkan Dollar tersebut.
Manipulasi pasar modal domestik
Robert Heller, anggota Federal Reserve Board , pada tahun 1989 mengeluarkan pernyataan bahwa atas nama stabilitas ekonomi, The Fed bisa saja membeli saham di pasar modal dalam jumlah besar untuk menstabilkan pasar dari ancaman inflasi akibat dari banyaknya jumlah Dollar yang beredar di masyarakat. Pernyataan ini sangat irasional karena terdapat berbagai persoalan teknis seperti, bagaimana cara The Fed (sebagai bank sentral) untuk masuk ke dalam mekanisme pasar modal.
Ide menstabilkan pasar ini mengingatkan kembali tentang keberadaan tim khusus untuk menangani pasar modal setelah terjadinya market crash 1987. Tim yang dikenal dengan WGFM (Working Group on Financial Market), didirikan pada tahun 1988, adalah tim ad hoc yang terdiri dari menteri keuangan, gubernur The Fed, ketua Securities and Exchange Commision (semacam Bappepam), dan ketua Commodity Futures Trading Commision. Tugas utama dari tim ini adalah untuk mangambil tindakan yang “dianggap perlu” untuk menjaga daya saing dari pasar uang AS.
Dalam kesempatan lain, Alan Greenspan pernah menyatakan bahwa The Fed juga melakukan upaya-upaya lain yang disebut “unconventional method” untuk menstabilkan ekonomi. Tidak menjelaskan secara terperinci apa maksud metode yang tidak konvensional itu, namun sumber yang tidak mau disebut nama dari The Fed mengakui langkah yang dimaksud adalah mengordinasikan korporasi-korporasi AS untuk saling memborong saham korporasi AS lainnya dalam rangka menarik Dollar yang beredar “terlalu banyak” di masyarakat.
Kesimpulan
Ketika suatu sistem dipimpin oleh pihak yang kurang tepat, maka akan hadir kebijakan yang tidak adil. Faktanya, AS adalah satu-satunya Negara yang dapat mencetak mata uangnya sendiri tanpa khawatir akan meroketnya tingkat inflasi.
Sistem ini tidak disia-siakan oleh AS. Kemampuannya mencetak uang tanpa batas telah memicu kemauan pemimpin Negara tersebut untuk menjadi rakus akan kekuatan yang dibuktikan dengan menjadi promotor perang Irak, menciptakan konspirasi kemiskinan di Darfur, serta menjaga ketidakstabilan perdamaian timur tengah yang kesemuanya itu dilakukan melalui mesin-mesin perangnya.
Menjadikan fiat money yang tak sedikit pun di-back up dengan logam mulia bagaikan menyimpan bom waktu yang siap meledak kapan saja. Hal tersebut terjadi ketika disekuilibrium ekonomi tak tertahankan lagi seperti peristiwa great depression yang melanda AS dan krisis moneter yang menghantam seluruh Negara Asia tenggara. Ekonom-ekonom dunia memahami dengan baik fakta tersebut namun yang mereka lakukan justru tetap mempertahankan fiat money dan sekedar menunda terjadinya krisis keuangan berikutnya.
Pertanyaannya, perlukah kita kembali memilih standar emas atau sistem yang mendekati seperti mekanisme Bretton Woods dulu?
“Gold is going to be part of the structure of international monetary system for the 21st century.”
Robert A. Mundell, Nobel Laureate.
Sumber (Kompasiana.com ,Arifzain)
Jumat, 09 Oktober 2015
HUBUNGI KAMI
Alamat : Jl Setra Dago Raya No. 31 Antapani Bandung
Office/Customer Service : (022) 7232489/ 088 122 62383
BBM : 7E606FE1
Whatsapp : 088 12262383
Email : Raharjavisimadani@gmail.com
Selasa, 06 Oktober 2015
YUK ,MENGENAL SEJARAH MATA UANG RIYAL
Ryal adalah mata uang yang berlaku di negara Arab Saudi , Riyal Memiliki kode ISO 4217 yang biasa disimbolkan dengan SAR( Saudi Arabian Riyal) Selain SAR , mata uang Riyal ini sering disingkat menjadi SR atau Saudi Riyal. Mata uang ini kemudian dibagi menjadi 100 Halala. Sementara itu Ghirs setara dengan 5 Halala.
Mata uang Riyal ini sudah digunakan sebagai mata uang di Arab Saudi Semenjak negara ini didirikan. Sebenarnya mata uang riyal adalah mata uang Hejaz atau mata uang yang telah digunakan sebelum negara Arab Saudi terbentuk.
Uang Hejaz Riyal dibuat berdasarkan Ottoman 20 Kurs Point., untuk kemudian dibagi jadi 20 Ghirs. Penulisan latin menggunakan Ghirs daripada qirsh. Pada tahun 1960, sistem mata uang Riyal mengalami perubahan sistem yaitu 1 riyal sama dengan 20 Girsh. Sistem ini kemudia di ikuti pada tahun 1963 dengan munculnya pechan halala. Halala senilai dengan satu per seratus Riyal.
Sejak Bulan Juni 1986, International Moneter Fund sudah menerapkan nilai tukar tetap untuk mata Uang Riyal Dalam Kenyataannya, 1 USD Dollar setara dengan 3,75 riyals, maka 1 riyal berarti setara dengan 0.266667 dollar. Adanya nilai tukar untuk Riyal terhadap Dollar ini secara resmi digunakan sejak tanggal 1 januari 2003.
Uang Riyal Arab Saudi terdiri dari pecahan koin dan kertas. Pada tahun 1925, pecahan mata uang ]untuk 0.5 ghirsh dan 0.25 girsh terbuat dari bahan tembaga yang diperkenalkan oleh Muhammad Ayaan Kadri di Mekah. Kemudian, jenis koin tersebut ditambah pada tahun 1926 dengan pecahan 1 ghirsh, 0.5 ghirsh, dan 0.25 ghirsh yang memperlihatkan gelar Raja Hejaz dan Sultan Najd.
Pada tahun 1927, mata uang 0.5 riyal, 0.25 riyal, dan 1 riyal dibuat dengan bahan perak sementara itu pecahan mata uang 1 ghirsh, 0.5 ghrish, dan 0.25 grish dibuat dengan bahan cupro-nikel. Pada tahun 1963, koin emas halala diperkenalkan. Pada tahun 1999, koin 1 riyal setara dengan 100 halala. Sampai saat ini Riyal masih digunakan sebagai mata uang resmi di Arab Saudi.
sumber: jumro.blogspot.com dan forexdahsyat.wordpress.com
Minggu, 04 Oktober 2015
LAYANAN JEMPUT GRATIS, TUKAR SISA RIYAL ANDA KE RUPIAH
TUKAR SISA RIYAL ANDA KE RUPIAH DISINI, bagi anda yang memiliki sisa riyal sepulang dari haji ataupun umroh ingin ditukarkan kembali kerupiah , disini kami menerima penukaran riyal anda ke rupiah dengan kurs yang kompetitif, dari mulai pecahan 500,100,50,10,5 dan 1 kami terima dengan kurs rate special.
Kami juga menyediakan jasa layanan jemput gratis kerumah untuk anda yang ingin menukarkan sisa riyal anda ,layanan jemput gratis ini hanya berlaku untuk anda yang berdomisili di Bandung atau penjemputan untuk wilayah Bandung dan sekitarnya .
dengan layanan ini anda tidak perlu repot-repot antri ,hemat biaya ,parkir dan cukup telepon anda akan mendapatkan kurs kompetitif dari kami .
Hubungi Kami untuk keterangan lebih lanjut
PT. Raharja Visi Madani
Telp : (022) 7232489 / CS : 088 122 62383 / BBM : 7E606FE1
Jl. Setra Dago raya no. 31 Antapani Bandung
(*Untuk anda yang berdomisili di daerah luar kota Bandung , Hubungi kami untuk tekhnis penukaran)
Kamis, 01 Oktober 2015
Jama'ah Haji Mengalami Amnesia , di Duga Jama'ah Asal Indonesia
Seperti berita yang dikutip dari news.liputan6.com oleh Wawan Isab Rubiyanto
Seorang jama'ah Haji di ketahui terbaring di RS Malik Faisal,Mekah, Arab Saudi,
Dokter yang memeriksa ,mendiagnosa Ibu yang terbaring di rumah sakit tersebut di ketahui mengalami Gangguan daya ingat atau amnesia.
Jama'ah haji tesebut tidak mengingat apapun yang di ingat hanyalah kata "INDONESIA" ,Meskipun demikian belum dapat dipastikan dengan benar bahwa jama'ah haji tesebut berasal dari Indonesia di karenakan jama'ah haji tesebut tidak membawa satu pun tanda pengenal, baik gelang ,tas, atau tanda- tanda khas jama'ah Indonesia lainnya.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji(PPIH) Arab Saudi dan tim kesehatan saat ini masih terus mencari informasi mengenai ibu tersebut.
Bagi sanak keluarga di Tanah Air yang mengenal foto di atas bisa menghubungi +966 543 60 31 54
Nomor itu juga bisa d akses oleh keluarga jemaah haji asal indonesia yang ingin mendapatkan informasi seputar musibah di Mina. Seperti disampaikan Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat.
Silahkan Menghubungi Hotline +966543603154" Ucap Arsyad
Langganan:
Postingan (Atom)